Dio Alif Pramana P
XII IPS 1
"Hari Guru Nasional dalam Gagasan Kaum Muda Milenial"
"Hari Guru Nasional dalam Gagasan Kaum Muda Milenial"
Hari Guru Nasional diperingati di Indonesia setiap tanggal 25 November. Hari Guru adalah hari istimewa untuk mengakui peran seorang guru dalam kehidupan murid-muridnya. Hari Guru Nasional tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena pandemi COVID-19 yang berdampak pada dunia pendidikan.
Sejak bulan Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah menetapkan kebijakan pembelajaran menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Di mana kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dari rumah masing-masing atau secara online. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Tetapi bagaimana dengan sistem pendidikannya? Para pelajar mengalami kesulitan untuk menyesuaikan hal tersebut. Para pelajar dituntut harus tetap bisa menyerap materi yang diberikan. Dan para guru pun juga dituntut untuk bisa menyampaikan materi dengan maksimal kepada para pelajar.
Di tengah segala keterbatasan, para guru dituntut menjadi penggerak yang tak henti berinovasi. Teknologi gencar dimanfaatkan untuk menggantikan pembelajaran luring. Namun, peran guru belum dapat tergantikan.
Berikut merupakan beberapa peran guru di era milenial: guru sebagai pendidik bagi peserta didiknya, sebagai orang tua peserta didik ketika berada di sekolah, memberikan arahan yang benar bagi peserta didik supaya mengikuti aturan yang berlaku, memberikan pendidikan yang berkarakter bagi peserta didik, dan menjadi pendengar yang baik untuk ruang bercerita bagi peserta didik tentang kehidupannya.
Menjadi guru di era milenial tidaklah semudah mengajarkan dan memberi contoh, tetapi tekad yang benar-benar kuat untuk merubah atau membentuk karakter yang baik. Mulai dari hal terkecil, mulai dari diri sendiri dan mulai sekarang.
Profesi guru tak akan tergantikan meski perkembangan teknologi demikian luar biasa. Setiap orang kini bisa menimba ilmu dari berbagai sumber melalui teknologi yang serba digital. Namun, guru tetap dibutuhkan karena profesi mulia itu bukan hanya berfungsi mentransfer ilmu pengetahuan melainkan juga menanamkan nilai-nilai kehidupan serta keteladanan yang tidak bisa dipelajari dari saluran informasi mana pun.
"Teknologi hanya sebuah alat. Dalam hal membuat siswa bekerja sama dan menjadikan mereka termotivasi, gurulah yang paling utama".